Selasa, 30 April 2013

PUPUS


Wahai malam...kau yang akan menjadi saksi runtuhnya perasaan dihati. Aku membangunnya diatas puing-puing kepedihan...terseok-seok aku melangkah, tak dapat lepas darinya. Tancapkanlah sebilah pisau tepat didadaku...atau ambilah perasaan ini, hingga aku dapat menebar senyuman di wanginya taman bunga.
Ini aku yang mengharap senyumanmu. Aku sungguh telah dibuai kehadiranmu, waktu yang berputar tak begitu singkat. Hingga kau memberikan luka yang amat dalam. Aku memang terlalu naif akan semua angan yang kubuat. Bahkan anjing pun akan menggonggong di malam hari menantikan sosok asing yang datang. Begitu pula aku...kau tampak asing dimataku. Bayangan gelap menyelimuti kalbu, tak tau arah akan kemana menuju. Sungguh aku telah hancur bagai kayu yang dilalap api, hingga kau hanya bisa melihat abu ku saja. Kau tiup perlahan ke udara, bertebaran disapu angin, mengikuti tempat persinggahan terakhir.

Tidak ada komentar: